Di jaman sekarang kayaknya orang udah merasa wah banget dengan profesi seseorang di bidang fashion. Setiap orang sudah tahu dan melek fashion jadi profesi di bidang ini terlihat High dan WOW. Padahal kenyataannya, tidak seindah itu ketika kalian terjun ke ranah fashion. Seperti semua aspek kehidupan kita yang punya 2 sisi, begitu juga di fashion. Baik buruknya profesi ini, mau nggak mau iya harus dihadapi dan dijadikan tantangan untuk kita.
Gw sudah berkecimpung di Fashion lumayan lama. Profesi pertama yang gw jalani ketika masih sibuk kuliah itu adalah sebagai fitter fashion show. Kebetulan kampus gw ada link ke event Jakarta Fashion And Food Festival saat itu, jadi besar kesempatan gw untuk freelance di profesi ini. Gw ingat, fee perhari sebagai fitter fashion show itu sekitar Rp 150.000,-. Untuk anak kuliahan, uang segitu termasuk lumayan untuk uang tambahan jajan hehehe. Jobdesk fitter fashion show itu stand by di tempat baju para designer yang sudah ditentukan di awal. Jadi ketika fashion show sedang berlangsung, kita ada di belakang layar untuk membantu model ganti baju sesuai dengan urutan yang sudah di brief sebelumnya. Ini pengalaman awal yang bkin gw amaze dan happy banget waktu itu. Ternyata begini iya di belakang layar event fashion show tuh. Hectic sih memang. Tapi happy karena bisa secara langsung berhadapan dengan para model dan melihat langsung baju-baju desainer yang WAH!
Di akhir semester, ketika cuma fokus skripsi, gw mulai nyari pekerjaan yang mungkin bisa berjalan walaupun gw sedang meyusun skripsi. Alhamdulillah keterima di salah satu E-Commerce besar pada masa itu sebagai Wardrobe Asisstant. Gw cinta dengan pekerjaan dan juga lingkungannya. Pertama kali gw masuk, perusahaan ini sedang gencar-gencarnya berusaha berkembang jadi E-Commerce yang besar, jadi jumlah di divisi production masih bisa dihitung jari. Gw pun masih jadi satu-satunya wardobe asisstant di sana. Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini semakin berkembang menjadi baik dan jumlah personel di divisi production pun bertambah dan semakin seru kegiatan yang ada di perusahaan ini. Profesi wardrobe asisstant punya tanggungjawab yang jauh lebih banyak dibanding fitter fashion show. Pekerjaannya sih hampir mirip. Wardrobe asisstant bekerja mendampingi dan membantu stylist saat photoshoot. Sebelum photoshoot, baju yang sudah di steam/setrika, dicek dahulu apakah jumlah SKU-nya sudah sesuai dengan sheets. Setelah hampir 1 tahun berjalan, gw jadi paham pairingan baju yang terbiasa stylist pilih untuk di mix and match ke beberapa model baju. Jadi di pagi hari, gw sudah menyiapkan beberapa pairingan untuk mereka pakai. Gw juga biasanya merapikan baju photoshoot sesuai jenisnya di prong supaya stylist mudah saat me-mix and match-nya. Pokoknya wardobe asisstant itu bertanggungjawab atas pakaian sebelum photoshoot dan sesudah photoshoot. It's so fun asli.
Di perusahaan ini, rasanya setiap hari tuh cuma bermain sama happy-happy aja bukan kerja 😂 Mana banyak event yang diadakan sama perusahaan jadi kerja makin berasa fun. Kesulitan di bidang ini adalah ketika model lagi bad mood 😐 Syulit kali itu photoshoot berjalan. Biasanya bad mood karena lagi haid atau produk hari itu banyak banget dan kita mengharuskan dia untuk kerja cepat. Bukan hanya mood model sih, kadang model yang baru datang ke Indonesia agak sulit diarahkan karena masih terbiasa dengan guide photoshoot sebelumnya di negara lain.
Selanjutnya, gw beralih profesi di ranah fashion lain yaitu Menswear Fashion Designer. Mmmmhhh...Kerjaan ini lumayan sulit di awal. Gw sudah lama nggak bekerja menggunakan creative software semacam adobe photoshop, adobe illustrator apalagi corel draw. Sedangkan profesi ini, dituntut untuk bisa menggunakan beberapa software di atas. Perusahaan ini agak ketinggalan jaman sih iya, desainer lain sudah pakai software illustrator, dia masih pake corel draw. But lucky me, di kampus memang lebih konsentrasi di corel draw pada jamannya 😅😅 Entah mau seneng apa sedih jadinya hahaha. Profesi ini tidak semenyenangkan di perusahaan sebelumnya. Suasana kantornya lebih tegang dan kurang ramah di awal gw masuk 😂😂 Ini pertama kalinya gw masuk di bidang fashion retail, jadi buta banget dengan alur pekerjaannya. Tantangan terbesarnya adalah gw harus bisa bekerjasama ke banyak divisi ketika jadi menswear designer. Seperti ke merchandiser, quality control, marketing dan lainnya. Lebih sulit hitungannya untuk cepat beradaptasi di ranah ini. Tapi alhamdulillah terlewati apalagi desainer lainnya juga lulusan UNJ, gw terbantu banget ketika kerja di sana. Walaupun berujung harus keluar karena kehamilan gw yang mual parah. Gw muntah terus di awal-awal kehamilan waktu itu.
Banyak hal seru juga saat gw jadi menswear designer. Jalan-jalan ke garmen besar, tempat membuat bordir pakaian, pabrik pembuat sepatu dan pabrik lainnya. Di tempat inilah, akhirnya gw bisa merasakan dan belajar banyak hal tentang pekerjaan fashion designer meski lebih fokus ke pakaian laki-laki. Cara bikin technical drawing, belajar istilah-istilah garmen, belajar mengenal kain, dan banyak hal seru lainnya. Tentu saja hal seru itu pun berbarengan dengan dukanya 😂😂 Posisi kantor yang pelosok banget di Tambora, mengharuskan gw jalan dari Mall Season City ke kantor melewati daerah yang menurut gw nakutin iya 😖 Macam film serigala terakhir 😂😂😂 Juga ada beberapa orang yang membuat gw merasa nggak nyaman di sana karena perilaku dan sikapnya ke gw. Tiap kantor selalu ada sih bentukan manusia yang begini, jadi gw mencoba maklumi hahahaha.
Meja kerja saat jadi Menswear Designer |
Gw baru bekerja lagi saat Raka umur 2 tahun kalau nggak salah dan pindah ke rumah mama di Bekasi. Gw nyemplung di profesi yang sesungguhnya tidak begitu gw sukai hahahaha. Masih di ranah fashion yaitu Fashion Stylist. Sampai akhirnya gw resign dari tempat kerja terakhir pun, profesi gw masih sebagai fashion stylist. Pekerjaannya sama menyenangkannya seperti saat jadi wardrobe asisstant. Cuma tanggung jawabnya jauh lebih berat. Menyenangkan tapi kok nggak suka? 😂😂😂...Iya sih. Kenapa nggak begitu suka, karena fashion stylist itu seringkali harus berhubungan dengan klien terutama saat meeting tentang konsep moodboard photoshoot. Gw tipikal orang yang lebih suka di belakang layar dan nggak suka basa basi ngobrol sama orang kecuali memang dekat 😭😭😭 Rasanya jadi capek banget seharian kalau handle photoshoot ada kliennya datang atau meeting sama klien tatap muka. Kelihatan dari luar mah ketawa-tiwi aja gw, padahal dalam hati meringgis mau kabur aja rasanya hahaha. Iya mau gimana lagi, kalau sudah nyemplung di profesi ini, mau nggak mau kita kerjakan dong. Positifnya, kita jadi belajar hal baru dan melawan rasa takut.
Saat jadi stylist, gw sempat kerja di salah satu E-Commerce dan di agency. Di E-Commerce kurang lebih pekerjaan dan jam kerjanya hampir sama seperti saat gw jadi wardrobe asisstant. Santai walaupun dalam sehari terkadang bisa 100 SKU baju yang di foto 😂😂😂 Paling sulit ketika photoshoot untuk anak kecil. Anak kecil kan moodnya masih berubah-rubah dan maunya banyak main. Memang agak sulit kalau anak kecil disuruh kerja foto katalog gini, terutama jika jumlah SKU bajunya mencapai 60 baju 😭😭😭 Gw kalau jadi anak kecilnya, juga bakal ngerengek sama emak gw hahaha. Capek banget pasti. Kalau anaknya udah capek dan nggak mood, mau nggak mau berhenti photoshoot. Percuma diterusin, pasti hasil fotonya akan jelek semua. Gw berhenti karena di rumahkan begitu pandemi muncul. Karena photoshoot kan nggak bisa work from home 😂😂😂 Setelah dari perusahaan ini, gw masih sempet kerja freelance dengan fotografer yang sama, hanya saja di tempat berbeda selama awal covid. Begitu tawarannya selesai, selang nggak begitu lama, gw ditawarin pekerjaan yang sama di agency.
Di agency, jam kerjanya nggak tentu. Kadang kita berangkat pagi banget karena lokasinya jauh. Kadang pulang cepet, jarang sih gw ngerasain pulang cepat hahahaha. Seringnya pulang malam. Bahkan awal kerja pun langsung merasakan kelar photoshoot jam 12 malam 😂😂😂 Lelah asli tapi iya seneng aja bawaannya. Nilai positifnya seperti yang gw katakan sebelumnya, gw belajar lebih berani ngomong dengan orang terutama klien ketika photoshoot. Belajar mandiri, Belajar berpikir cepat nyari solusi dan hal baru yang gw pelajari di agency ini adalah memasangkan hijab ke model dengan rapi. Berhubung sebelumnya kerja di E-Commerce yang lebih banyak baju kasual dibanding hijab, so...gw tidak expert memakaikan hijab walaupun gw sendiri berhijab. Tidak sesimpel biasa kita pakai hijab sodara-sodara ternyata. Alhamdulillah sekarang sudah lebih baik memakaikan hijab ke model 😁😁 Thank you guys atas bantuannya!! Gw juga happy beberapa kali ikut photoshoot ke luar kota hehehe. Yang kurang gw suka iya jam kerjanya yang nggak kekontrol itu. Pulang malam berturut-turut, Kadang sabtu atau minggu bisa aja masuk. Masalahnya gw punya suami dan anak 😑😑 Sabtu jadwal Raka terapi pula. Tapi ada beberapa hal yang udah sempet gw omongin sih di awal ke bos hehehe. Masalah lainnya sama seperti di tempat kerja sebelumnya, ya.. ketika model sudah lelah jadinya bad mood. Kita harus pintar menghibur dia di saat kayak gitu. Sisanya iya banyak happy-happy-nya lagi 😁😁 Gw resign karena keadaan nggak memungkinkan untuk terus kerja 😭😭😭😭 SEDIH!!
Baca Juga : Tentang 2021: Hal-Hal Yang Jadi Pelajaran, Momen Indah Dan Lain-Lain
Sampai saat ini, profesi masih freelance fashion stylist sambil mencoba usaha bareng temen gw yang sebenarnya juga nggak banyak andilnya gw 😭😭😭 Maafin aku teman!! Raka nggak ada yang jaga masalahnya Sehingga gw lebih banyak jadi FULL TIME MOM -nya. Gw ngambil freelance kalau ada tawaran aja 😂😂😂 Ke tempat usaha juga nggak setiap hari. Iya begitulah cerita tentang profesi gw di ranah Fashion dari pertama sampai saat ini. Semoga nggak membosankan untuk dibaca 😋
See you next post...
Industri fashion emang paling dinamis ya, walau fashion kadang muter tapi pergerakannya cepet. Udah gitu bisa kenal mbaknya keren kenalan dan ceritanya inspiratif banget. 😉😉
ReplyDeleteiya sedinamis itu memang industri fashion makanya seru banget. AKu kayak anak kecil yang dilepas di taman bermain aja kalo kerja di ranah ini hehehehe.
Deletethank you sudah mampir
Ya.. sebuah pengalaman yang sangat berharga.. Saya suka baca artikel ini.. jadi sedikit tau tentang fesion..
ReplyDeletekereeeen mbakkkkk baru kali ini ada kenalan yg menggeluti fashion world. banggaaa aku. mbak mau nanya, cara mbak/tim kalian menghibur model kalo dia lagi badmood gimana mba. penasaran aku setelah menyimak artikel ini.
ReplyDeleteKarena modelnya nggak cuma 1 atau 2x foto di studio, jadi jauh lbh gampang hiburnya. Paling aku tanya dlu dia oke apa gak, ajak ngobrol terutama ttg negarany atau kesukaannya. Berhubung aku anaknya kayak badut dan tukang joget 🤣🤣🤣 jadi kita pasang lagu yg ngebeat supaya dancing bareng sambil foto 😁😁😁
DeleteTapi first impression tuh penting sih memang, kalau dari awal kita terlihat gak ramah iya bakal susah jg utk bkin dia fun pas lg bad mood 😞😞😞
Thank you mampir say
Aku baca tulisan ini asik banget mbak... Terus aku langsung kebayang-bayang dramanya Song Hye Kyo yang baru kemarin, Now We're Breaking Up. Kan di situ dia jadi desainer gitu, ngurus desain baju, ke garmen, milih kain/bahan, sampe photoshootnya...
ReplyDeleteJadi pas aku baca cerita ini kayak langsung kebayang jelas gimana hectic dan serunya kerjaan. Wkwkwk. Thanks ya atas ceritanya!
makasih kaka sudah mampir dan membaca.
Deleteastaga aku malah belum nonton drama korea itu, padahal kemarin" excited pengen nonton. thank you diingetin.
Wuih seru ya 🤩 pekerjaan yang menyenangkan, dapat duit pula. Saya juga pengen deh kk
ReplyDeletenah...penting tuh menyenangkan dan dapet duit pula hahahha
Deletethank you kaaa
keren sekali mbak. Pernah saya bercita-cita jadi fashion stylish, but gak tau ya dulu gimana cara merealisasikannya hahah
ReplyDeletenikmatnya bekerja adalah ketika mengerjakan sesuatu karena suka, jadi bisa bekerja sambil bermain
ReplyDeleteWaaah seru banget baca pengalamannya kak! Apalagi emang fashion tuh dinamis banget gak sih, pergerakannya cepat sekali dan mau gamau harus menyesuaikan. Kereen! semoga selalu bahagia yaa kak!
ReplyDeleteThanks sharingnya, jadi tau bekerja di dunia fesyen itu seperti apa. Congrats juga buat kamu karena bisa bekerja sesuai pashion, walaupun jam kerja panjang dan nggak nentu, tetep hepi jalaninnya. That's important!
ReplyDeleteMbaa, pantesan kamu tuh ketje profilnya ternyata sudah malang melintang di dunia fashion ya mba. Gpp mba mungkin sekarang jadi full time mom insya allah nanti ada rezekinya lagi. Semangat terus mba, terima kasih sudah berbagi cerita ya. Seru juga ya bekerja di ranah fashion.
ReplyDeletealhamdulillah...aku masih jauh dari kata professional portofolionya. masih harus banyak belajar. Itu aja masih bnyak portofolio yang nggak sempet diedit fotografer.
DeleteAMIN YA ALLAH...makasih banyak banget kaa doanya. Semangat kita!!!
Wahh memang kalau ndak ada yang jagain baby Raka bingung jg ya mbak, tp perjalanan karir nya keren bangeett. .
ReplyDeletebaru tahu ternyata jenis pekerjaan dan tugas di bidang fashion itu banyak banget. terutama yg di belakang layarnya
ReplyDeleteprofesi yang unik dan luar biasa, tidak banyak orang yang mempunyai keahlian di bidang fashion,
ReplyDeleteSaya tau sedikit dunia fashion waktu baca novel fanfiction
ReplyDeleteTentang fotografer dan model, terus dunia permodelan yang lumayan keras, hihihi
Ternyata di balik dunia fashion, masih banyak orang-orang behind the scene seperti mba
Seneng bacanya, mba, jdi tau dan sedikit ngerti ttg ranah seorang fashionista... Saya juga minat sama bidabg fashion sebenernya, cuma g kesampaian u sekolah d bidang fashion, jd seneng baca2 ttg fashion. Thanks for sharing, ka.
ReplyDeleteternyata ada pekerjaan yang gak pernah kita liat, yang kita tau selama ini, pns, bumn, swasta kantoran gitu... ada kuliahnya juga yaaa... keren banget mbak pengalamannya,
ReplyDeleteEmang paling enak itu kerja sambil main ya hehe. kerja sambil main maksudnya, hati kita senang mengerjakan pekerjaan tersebut
ReplyDeleteWohh menarik sekali ceritanya mbak.. Jadi tau seluk beluk dunia fashion secara detail :))
ReplyDeleteSaya suka match making style baju, tapi sepertinya itu masih cuma secuil bagian dari dunia fashion ya..